Merdekanya Mereka Merdekanya Kita

 



Ilustrasi diatas menggambarkan hal inilah yang dihadapi oleh kita sebagai seorang pendidik, dilema bagi seorang pendidik ketika kemampuan peserta didik hanya dinilai dari aspek kognitif yang berorientasi pada penilaian akhir. Semua peserta didik dianggap bisa dan sama rata dalam memahami materi, karena yang dinilai adalah kognitif saja. Ketika si anak yang lemah di pelajaran Matematika harus menghadapi soal-soal ujian Matematika, ketika anak yang senang dangan bernyanyi harus menghadapi soal-soal Kimia, semua harus siap dan harus mampu melewati penilaian itu. Seperti ilustrasi gambar diatas, ketika para hewan tersebut diberikan ujian untuk memanjat pohon, maka hewan yang memang kodratnya sebagai pemanjat akan berhasil dalam ujian memanjat, siapa,,,,ya si monyet. sedangkan hewan yang lain? Tentu saja tidak akan bisa karena kodrat mereka ada yang hanya bisa berenang, ada yang hanya bisa terbang. Hewan-hewan tersebut akan "babak belur" untuk mengikuti ujian memanjat tersebut. 

Merubah pemikiran tentulah bukan perkara gampang, sebagai seorang pendidik kegiatan-kegiatan yang telah berlangsung lama dan telah mendarah daging akan menemukan kesulitan dalam merubahnya. namun tidak akan patah arang dan semangat jika kita sebagai pendidik memiliki semangat dan memiliki keterbukaan dalam menghadapi perkembangan zaman. Ketika kita memiliki sifat tersebut tidak akan ada hal yang tidak mungkin. Berikut adalah filosofi pemikiran pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Bangsa Indonesia. Untuk menjadi refrensi kita pendidik dalam memandang anak kita peserta didik kita. Agar mereka dapat Merdeka Belajar, dan kita merdeka mengajar.

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding)memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009),  pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”.

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat  menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat.

Dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya. KHD mengingatkan juga bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa demikian pula Bahagia.

Berdasarkan filosofi dari pemikiran KHD ini lah yang membuat saya sebagai seorang pendidik percaya bahwa peserta didik saya mempunya keistimewaan masing-masing. Mereka memiliki kebebasan untuk berkembang sesuai bakatnya, mereka mereka untuk melaksanakan pembelajaran. sedangkan saya sebagai guru menjadi among yang memberikan petunjuk yang memberikan arahan mana hak dan kewajiban bagi mereka. Berikut adalah puisi yang saya buat untuk menggambarkan nya :

NGANGON

Pontianak, 22 -10-2020

Octavia Shinta Aryani

 

Ketika mereka berjalan tertatih, kita menuntunnya

Ketika mereka berlari terjatuh, kita mengangkatnya

Ketika mereka berdiri tak mampu, kita menolongnya

Itulah kita.......


        Biarkan mereka Nonton
                Biarkan mereka Niteni
                Biarkan mereka Nirokke
                Itulah mereka ...........

 

 

Kita tunggu mereka untuk belajar

Kita tunggu mereka untuk berproses

Kita tunggu mereka untuk menjadi

Kodrat mereka ......

 

                   Terus bersama alam
                   Bersatu dengan alam
                   Berkepribadaian yang hakiki 
                  Berbangsa yang dicintai
                                             

Ketika setiap pendidik menjadi among dengan ngerti,ngrasa, dan nglakoni maka niscaya pendidikan di Indonesia akan menjadi maju dan menciptakan generai bangsa yang mampu dan berani mengemukakan pendapat, mampu dan berani berkreasi, mampu dan berani berinovasi. Mari kita para pendidik merubah wawasan kita merubah cara pandang kita terhadap peran dan kodrat peserta didik kita. Serta selalu menjadi contoh tauladan bagi peserta didik kita. Karena mereka adalah pencontoh yang hebat. 


MARI BERUBAH UNTUK BERKEMAJUAN !

 


Komentar

  1. Masya Allah,, luar biasa Artikelnya Ibu Shinta... sangat menginspirasi... Sukses selalu Bu Shinta,, semoga selalu Sehat dalam Berbagi Ilmu Baiknya,, dan jadi amal jariyah untuk Ibu dan Kluarga... aamiin ya Allah....

    BalasHapus
  2. Luar biasa ibu ... Semangat Bahagia para Pendidik Bangsa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini