MENDENGAR DAN DIDENGAR 

DIPERLUKAN DALAM COACHING 


Mendengar dan didengar adalah suatu praktek hubungan sosial yang sangat diperlukan didalam dunia pendidikan, karena di dunia pendidikan diperlukan kegiatan interaksi berupa mendengar dan didengarkan. Hal ini pula yang dapat diterapkan didalam kegiatan yang bernama COACHING, di dunia pendidikan ternyata COACHING sangatlah diperlukan karena kita memerlukan hubungan kemitraan dengan klien dalam suatu percakapan yang kreatif dan memicu pemikiran, untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional klien. Didalam dunia pendidikan tentu saja coahing bukan hanya dapat dilakukan antara murid dan guru, namun juga dapat dilakukan oleh semua warga sekolah. Hal ini dapat kita lihat pada prinsip-prinsip Coaching, yaitu :

  1. Kemitraan : ditandai oleh adanya tujuan percakapan yang disepakati, idealnya tujuan datang dari coachee.
  2. Percakapan kreatif : percakapan 2 arah, percakapan dilakukan untuk menggali, memetakan situasi coachee, percakapan ditujukan untuk menghasilkan pemikiran atau ide-ide baru.
  3. Memaksimalkan potensi : percakapan harus ditutup dengan kesimpulan yang dinyatakan oleh coachee, percakapan menghasilkan rencana tindakan.
Didalam dunia pendidikan coaching merupakan proses yang penting karena :
  1. Proses untuk mengaktivasi kerja otak murid
  2. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dapat membuat murid melakukan metakognisi
  3. Pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam sehingga murid dapat menunjukkan potensinya.
Coaching menjadi salah satu proses "menuntun" belajar murid untuk mencapai kekuatan kodratnya.

Sebagai seorang "pamong". Guru dapat memberikan "tuntunan" melalui pertanyaan-pertanyaan refletif dan afektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.

Didalam melakukan Coaching kita dapat menjadi yang mendengar, maupun yang didengar. Mengapa demikian? karena pada keterampilan dasar Coaching memerlukan keterampilan membangun hubungan baik, keterampilan berkomunikasi, serta keterampilan memfasilitasi pembelajaran.

Komunikasi yang memberdayakan akan terjadi ketika terjadi :
1. Komunikasi asertif
2. Pendengar aktif, mendengar dengan rasa.
3. Bertanya efektif
4. Umpan balik positif

Keempat keterampilan itu dapat dilakukan dengan gaya atau model TIRTA yang merupakan perkembangan dari GROW, TIRTA berarti air (sansekerta), tugas guru adalah memastikan air mengalir tanpa sumbatan, Coaching adalah alat untuk menyingkirkan sumbatan tersebut. Dengan Model TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, Tanggung jawab) Coaching dapat dilakukan secara baik antara guru dengan murid ataupun semua warga sekolah. Maka tujuan dari pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu pendidikan adalah untuk menuntun anak mencapai kekuatan kodratnya akan dapat terwujud. Terlebih jika didalam pelaksanaan pembelajaran kita memahami kebutuhan dan karakter dari murid kita yang emiliki Diferensiasi yang sesuai kodrat mereka. Sehingga dalam kegiatan Coaching ini maka kita juga dapat menerapkan dan memahami Kompetensi Sosial Emosional dari murid kita.

Salam Guru Penggerak




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merdekanya Mereka Merdekanya Kita