KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2.a.9

KONEKSI ANTAR MATERI

PEMBELAJARAN SOSIAL  DAN EMOSIONAL

Oleh : 

CGP Angkatan 1- Kota Pontianak - Octavia Shinta Aryani, M.Pd







Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

 Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat  menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan  tumbuhnya kekuatan kodrat anak”

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.  Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

Berpijak pada Filosofi Pendidikan KHD ini lah maka sebagai seorang guru penggerak memiliki nilai dan peran untuk membawa perubahan pembelajaran kepada pembelajaran yang berpihak pada murid, karena guru penggerak memiliki visi "Mewujudkan murid yang mempunyai profil pelajar Pancasila dan merdeka belajar disekolah. Mewujudkan murid yang mempunyai profil pelajar Pancasila dan merdeka belajar disekolah salah satunya adalah dengan melakukan Pembelajaran Sosial Dan Emosional. 

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk:

  1.  memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
  2.  menetapkan dan mencapai tujuan positif
  3.  merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
  4.  membangun dan mempertahankan hubungan yang positif 
  5.  membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran sosial dan emosional dapat diberikan dalam tiga ruang lingkup:

  • 1.  Rutin: pada saat kondisi yang sudah ditentukan di luar waktu belajar akademik, misalnya kegiatan lingkaran pagi (circle time), kegiatan membaca setelah jam makan siang
  • 2. Terintegrasi dalam mata pelajaran: misalnya melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat diskusi kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah, dll.
  • 3.  Protokol: menjadi budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu. Misalnya, menyelesaikan konflik yang terjadi dengan membicarakannya tanpa kekerasan, mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, dll.

Hakikat Pembelajaran Sosial dan Emosional 

Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) adalah hal yang sangat penting. Pembelajaran ini berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, juga untuk mengajarkan mereka menjadi orang yang baik.

Hakikat PSE untuk memberikan keseimbangan pada individu dan mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan untuk dapat menjadi sukses. Bagaimana kita sebagai pendidik dapat menggabungkan itu semua dalam pembelajaran sehingga anak-anak dapat belajar menempatkan diri secara efektif dalam konteks lingkungan dan dunia. 

Pandangan kuno menyatakan bahwa pengetahuan adalah informasi yang dapat ditransfer ke otak seperti jenis perlengkapan mesin mekanis. Yang benar adalah, pengetahuan bersifat konstruktif; yang benar adalah semua proses pembelajaran bersifat relasional; yang benar adalah emosi menarik perhatian, dan perhatian mendorong terjadinya proses belajar

PSE adalah mengenai bagaimana kita menjalankan sekolah. Pembelajaran sosial-emosional adalah tentang pengalaman apa yang akan dialami siswa, apa yang dipelajari siswa dan bagaimana guru mengajar. Kita dapat merancang bagaimana sekolah dan ruangan kelasnya, bagaimana waktu belajar, ruang-ruangan yang ada di sekolah, hubungan dengan komunitas sekolah dan keluarga dan yang lainnya sebagai tempat pertukaran pengetahuan, pengetahuan tentang dunia; pengetahuan tentang diri sendiri dan pengetahuan tentang orang lain yang berinteraksi dengan kita. 

Pengalaman-pengalaman tersebut membantu membentuk bagaimana siswa memahami diri mereka sendiri dan orang lain. Dengan demikian kita berbicara tentang anak secara utuh. Apakah anak kita memiliki kesadaran diri, apakah mereka memiliki pemahaman kesadaran sosial, apakah mereka mampu mengambil keputusan yang baik dan bertanggung jawab. Baru setelah itu, kita membahas mengenai konteks akademis dan semua keterampilan-keterampilan penting yang kita butuhkan untuk dapat berhasil dalam hidup. Anak belajar saat hati mereka terbuka, terhubung dengan lingkungan sekitar serta adanya tujuan. Belajar adalah keajaiban

Pentingnya guru memahami dan menerapkan pembelajaran sosial dan emosional untuk mengetahui bagaimana guru memenuhi kebutuhan belajar siswa di sekolah. Tentang pengalaman apa yang diberikan pada siswa, apa yang dipelajari siswa dan bagaimana guru mendidik dan membimbing siswa untuk menyelesaikan permasalahannya.  

Lima Kompetensi Sosial dan Emosional 

  • 1.    Kesadaran Diri - Pengenalan Emosi 
  • 2.    Pengelolaan Diri  -  Mengelola Emosi dan Fokus 
  • 3.    Kesadaran Sosial - Keterampilan Berempati 
  • 4.    Keterampilan Berhubungan Sosial - Daya Lenting (Resiliensi)
  • 5.    Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merdekanya Mereka Merdekanya Kita